Bertepatan dengan peringatan Hari Batik Nasional, Kementerian Kominfo melaunching ‘Kampung Batik Siberkreasi’ di Gunungkidul malam ini. Seperti apa ya? Berlokasi di Dusun Kepek 1, Desa Kepek, Kecamatan Wonosari, Gunungkidul, konsep kampung ini mencoba memadukan literasi digital dengan seni tradisi membatik. Dirjen Aptika Kemenkominfo, Sammuel mengatakan, memang sekarang ini sudah memasuki era digital. Oleh karenanya, seni tradisi termasuk seni membatik harus menyesuaikan diri dengan dunia digital, agar batik tidak ditinggalkan kalangan milenial. “Kita ini kan masuk di era digital, justru yang art kayak gini itu menjadi hal yang unik di dunia digital, mereka haus dengan hal-hal yang kayak gini, jadi memang kita kombinasikan,” ujarnya usai melaunching Kampung Batik Siberkreasi, Selasa (2/10/2018).
“Ini adalah salah satu contoh di mana kemajuan teknologi itu harus membawa nilai-nilai kreatif seperti itu yang ditonjolkan. Jadi kita menggunakan digital teknologinya untuk menyebarkan. Digital teknologinya untuk membantu mendesain,” lanjutnya. Kampung Batik Siberkreasi merupakan wujud perpaduan seni batik dengan gerakan nasional literasi digital siberkreasi. Setidaknya ada tiga misi yang ingin disampaikan lewat kampung ini. Ketiganya meliputi seni, pendidikan, dan peradaban. Meski mendukung perpaduan seni tradisi dengan teknologi, namunSammuel mengingatkan bahwa terdapat ciri khas seni batik di Indonesia yang tidak bisa diubah. Yakni proses membatik yang dikerjakan oleh tangan manusia, bukan mesin.
Artikel ini dikutip dari https://travel.detik.com/travel-news/d-4239431/canggih-sekarang-ada-kampung-batik-siberkreasi-di-gunungkidul