Hoaks menjadi tantangan serius di masa Pemilu karena dapat mengancam kualitas demokrasi, bahkan dapat mendistorsi hasil pemilu. Beredarnya berita bohong, perudungan siber, ujaran kebencian, kemarahan yang dibuat-buat, dan pembocoran data pribadi bisa menjadi bagian dari disinformasi dan malinformasi yang bisa mengacaukan akal sehat. Bisa jadi penyebaran informasi tidak sehat ini menjadi strategi “operasi informasi” pihak-pihak tertentu seperti halnya telah terjadi di beberapa kasus pemilu, misal di Amerika Serikat dan Brasil.
Di era ini, tiap individu betul-betul dituntut untuk sadar dan berhati-hati. Dalam banyak kasus hoaks, individu tidak menyadari bahwa dirinya sedang berada dalam pengaruh informasi yang terdistorsi. Inilah era “politik pasca-kebenaran” (post-truth) yang ditopang oleh algoritma media sosial yang memunculkan “ruang gema” (echo chamber). Kebohongan yang diulang-ulang lama kelamaan bisa dianggap sebagai kebenaran. Proses ini terjadi dalam jejaring medsos dan pesan instan yang memungkinkan tiap pengguna hanya menyerap konten yang selaras dengan keyakinannya. Pengguna akan makin militan dengan keyakinan terhadap “kebenaran palsu” itu, seiring dengan informasi-informasi salah yang diterima otaknya. Dalam kasus ini, hoaks betul-betul bisa menjadi bencana.
Untuk itu, mari kita “imunisasi” diri kita sendiri dari wabah hoaks yang tiap saat bisa mengancam diri kita. Beberapa tips praktis yang dapat kita lakukan adalah sebagai berikut:
1. Kita harus ”baper” ketika menerima informasi baik di medsos maupun pesan instan.
Baper = baca, pelajari, respon. Jangan mudah mempercayai dan meneruskan informasi yang sumber dan kebenarannya diragukan. Tiap informasi harus kita baca dengan teliti; pelajari apakah pasti benar atau meragukan; baru kita respon (atau tidak respon) dengan cara yang bijak dan beretika.
2. Ketika mempelajari informasi dan menemukan keraguan, kita bisa melakukan cek fakta dengan memasukkan kata kunci atau berita terkait melalui:
– Situs cek fakta yang terpercaya seperti stophoax.id, cekfakta.com, dan turnbackhoax.id.
– Chatbot verifikasi informasi melalui akun telegram Kominfo @chatbotantihoaks dan nomer WA Kalimasada Mafindo +6285574676701.
– Jika belum menemukan jawabannya, cari informasi secara mandiri dari sumber-sumber terpercaya seperti media arus utama dengan beberapa perbandingan pemberitaan.
3. Peningkatan literasi digital untuk seluruh masyarakat adalah solusi jitu penanganan konten negatif seperti hoaks ini. Dengan kecakapan literasi digital, pengguna internet tidak akan mudah terpengaruh hoaks ataupun konten negatif lainnya, dan justru mampu menjadi netizen yang positif dan produktif. Materi-materi edukasi dapat diunduh secara gratis di literasidigital.id. Sedangkan informasi mengenai program-program literasi digital untuk masyarakat umum bisa didapatkan melalui siberkreasi.id.
Jadi: jangan tunda sampai nanti, untuk imunisasi diri!
Dedy Permadi
Ketua Umum Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi
✉ dedypermadi@ugm.ac.id